Entri Populer

Senin, 24 Oktober 2011

Nadia Moro

Nadia Moro adalah seorang fotografer Italia, konsepnya yg menawan dan sangat unik membuat dia begitu terkenal, salah satu pengagumnya beratnya adalah DIRI Koe, nah kegilaannya lagi adalah sang model, untuk menjadi model foto dari Nadia Moro, harus memiliki fisik yang kuat, bisa renang, dan eksperif dalam segala pose dimanapun take gambar diadakan. 
Nah ini beberapa gambar yg diambil di bawah laut, tanpa harus terusik dengan hewan atau benda apapun di sekitar lokasi pemotretan..... menurut aku seh bener-bener perfect, nah menurut kamu...??????

underwater photography 1
underwater photography 2
underwater photography 3
underwater photography 4
underwater photography 5
underwater photography 6
underwater photography 7
underwater photography 8

Selasa, 02 Agustus 2011

lowongan kerja

Rumah Sakit Harapan Prima (ex RS. Amalia) Bontang membutuhkan :

1. Ka. Divisi Penunjang Medis (PM)
• Pendidikan : S1/S2 Kedokteran
• Pengalaman Kerja: minimal 3 tahun Manajer Penunjang Medis di RS kelas “B”. Mampu mengelola Aset Medis
2. Divisi Akunting & Keuangan (A&K)
• Pendidikan S1/S2 Manajemen Keuangan
• Pengalaman Kerja : Min.1 tahun Manajer Keuanagan RS. Mampu mengelola keuangan RS.
3. Dokter Umum (DU)
• Pendidikan : S1 FK Negeri /Swasta dengan IPK min.3.0, Pasca PTT/WKS, bersertifikat ATLS, ACLS & PPGD
• Pengalaman kerja min. 3 tahun bekerja di RS kelas “B”
• Usia Max. 35 tahun dan bersedia bekerja purna waktu.
4. Dokter Spesialis (DSp)
• Pendidikan : S2 FK Negeri / Swasta dan Mempunyai ijin Praktek sesuai UU PK
• Spesialisasi Anak & Sub Spesialisasi
• Spesialisasi Kebidanan & Penyakit Kandungan & Sub Spesialisasi
• Spesialisasi Andrologi
• Spesialisasi Penyakit Dalam & Sub Spesialisasi
• Spesialisasi Bedah Umum & Sub Spesialisasi
• Spesialisasi Saraf
• Spesialisasi Jantung & Pembuluh Darah
• Spesialisasi THT
• Spesialisasi Mata
• Spesialisasi Kulit & Kelamin
• Spesialisasi Paru
• Spesialisasi Gizi Klinik
• Spesialisasi Kedokteran Jiwa
• Spesialisasi Akupuntur
• Spesialisasi Rehabilitasi Medik
• Spesialisasi Radiologi
• Spesialisasi Anestesi

5. Perawat/Bidan (P/B)
• Pendidikan: Akper/Akbid/Perawat Gigi / Anestesi. IPK Min. 2.75, diutamakan memiliki sertifikat dibidangnya.
• Pengalaman Kerja Min. 3 th bekerja di RS Kelas “B”
• Berusia max: 30 th bersedia bekerja purna waktu
• Keterampilan : Mengoperasikan aplikasi piranti lunak RS. Percakapan Bahasa Inggris
Untuk:
• Poliklinik : Perinatologi
• UGD : Kamar Operasi
• Endoskopi/Bronkhoskopi : Anestesi
• ICU/ICCU : Hemodialisa
• IMC : Ruangan
• NICU/PICU
6. Penunjang Medis (PenMed)
• Berusia maksimal : 30 tahun,
• Keterampilan : Mengoperasikan aplikasi piranti lunak RS
• Pendidikan: IPK min. 2.75 dan memiliki gelar untuk masing-masing bidang:
- Apoteker : S1/S2 Farmasi
- Asisten Apoteker : SMF/SAA
- Analis Kesehatan : D3 Analis Kesehatan & Bank Darah
- Radiografer : D3 ATRO
- Fisioterapis : D3 Fisioterapi
- Ahli Gizi: D3 Gizi
- Rekam Medis : D3 Rekam Medis
- ATEM : D3 Elektromedis

bagi  yang berminat segera PM/ atau kirim lamaran via email ke liutechai@yahoo.com
telp. 0548 25050
CP. 0813 4700 7033

Senin, 13 Juni 2011

Syarat Istri Ideal

1.    Taat Beragama
Rasulullah SAW bersabda: “Perempuan itu dikawini atas empat perkara, yaitu: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, atau karena agamanya. Akan tetapi, pilihlah berdasarkan agamanya agar dirimu selamat.” [H.R. Bukhari dan Muslim]
Penjelasan:
Hadits tersebut memberikan gambaran mengenai kriteria-kriteria yang menjadi bahan pertimbangan seorang lelaki dalam memilih seorang perempuan sebagai istrinya. Kriteria-kriteria tersebut adalah kecantikan, keturunan, kekayaan, dan agamanya. Orang yang mengutamakan kriteria agama, dijamin oleh Allah SWT akan memperoleh kebahagiaan dalam berkeluarga. Agama atau diin ialah keyakinan yang disertai ibadah yang sesuai dengan ketentuan syari’at Islam. Bila keyakinan dan peribadatan yang dilakukan seseorang menyimpang dari ketentuan syari’at Islam, orang yang melakukannya telah sesat. Untuk mengetahui ketaatan seseorang beragama, kita harus berpedoman pada ketentuan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.
2.    Dari lingkungan yang Baik
Rasulullah SAW bersabda: “Jauhilah olehmu khadraauddiman!” Rasulullah ditanya: “Wahai Rasulullah, apakah khadraauddiman itu?” Sabdanya: “Wanita cantik di lingkungan yang buruk.” [H.R. Daraquthni, Hadits lemah]Penjelasan:
Hadits tersebut derajatnya lemah karena ada rawi bernama Al-Waqidi yang dinilai sebagai rawi yang sangat lemah oleh ahli hadits. Hadits tersebut memperingatkan kepada laki-laki muslim bahwa perempuan yang tinggal di lingkungan yang tidak baik hendaknya dijauhi. Perempuan semacam itu kemungkinan besar akhlaqnya terpengaruh lingkungannya yang tidak islami. Hal ini sering dibuktikan oleh pengalaman dalam kehidupan di tengah masyarakat selama ini. Wanita sering lebih mudah tergoda oleh hal-hal yang sepintas menyenangkan dan tampak glamor, tanpa memikirkan akibat buruk yang akan terjadi. Wanita lebih mudah dipengaruhi oleh lingkungan yang tidak baik.
3.    Penyabar
“Allah menjadikan istri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman ketika ia berkata: ‘Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam syura; dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya; dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzalim” [Qs. At-Tahriim: 11]Penjelasan:
Istri yang sabar tidak hanya memberikan semangat dan dorongan hidup kepada suaminya dalam menghadapi segala macam tantangan dan rintangan, ia juga dapat menjaga kehormatan suami di hadapan anak-anak dan orang lain. Istri yang sabar tidak akan manceritakan sikap buruk suami kepada anak-anaknya, karena ia tidak ingin melibatkan anak-anaknya dalam persoalan yang tengah dihadapinya. Sebaliknya, ia selalu memuji akhlaq suaminya di hadapan anak dan orang tuanya. Sikap semacam ini akan menciptakan hubungan mesra dalam rumah tangga karena anak-anak selalu menaruh hormat kepada bapaknya. Sebaliknya istri yang pemarah, suka membantah dan suka memaki suaminya akan menimbulkan konflik berkepanjangan dalam rumah tangganya. Bahkan konflik tersebut bisa melebar kepada anak-anak, orang tua dan mertuanya. Jika hal ini terjadi, pasti anak-anak dalam rumah tangga semacam ini akan mengalami stress dan kebingungan. Selain itu, tetangga pun akan merasa enggan berdekatan dengan rumah tangga yang dipenuhi konflik. Mereka mungkin saja turut merasakan ketegangan karena boleh jadi anak-anak yang berasal dari keluarga yang penuh konflik akan menimbulkan gangguan.
4.    Tidak Cemburu Buta
Dari Abu Hurairah, telah sampai kepadanya bahwa Nabi SAW bersabda: “Seorang wanita tidak boleh meminta suaminya menceraikan istrinya (yang lain) supaya berkecukupan tempat makannya (nafkahnya).” [H.R.Tirmidzi]Penjelasan:
Sifat cemburu berarti sifat curiga kepada orang lain karena iri hati. Cemburu juga berarti tidak senang melihat orang lain memperoleh kebaikan atau keberuntungan. Seorang perempuan dikatakan pencemburu buta apabila ia selalu mudah mencurigai perempuan lain akan merusak hubungannya dengan suami atau calon suaminya.
Hadits tersebut menerangkan adanya larangan bagi perempuan mempunyai sifat mementingkan kesenangannya sendiri dan berusaha dan berusaha menghilangkan kesenangan orang lain yang menjadi madunya. Sifat ini termasuk dalam pengertian sifat cemburu buta dan sudah tentu sangat tercela, baik dalam pandangan Islam maupun masyarakat.
5.    Kufu’ Dalam Beragama
“Wahai Bani Bayadhah, kawinkanlah (perempuan-perempuan kamu) dengan Abu Hind; dan kawinlah kamu dengan (perempuan-perempuan)nya.” [H.R. Abu Dawud]“Orang-orang Arab satu dengan lainnya adalah kufu’. Bekas budak satu dengan lainnya adalah kufu’ pula.” [H.R. Bazar]
“Sesungguhnya Allah memuliakan Kinanah di atas Bani Isma’il dan memuliakan Quraisy di atas Kinanah dan memuliakan Bani Hasyim di atas Quraisy dan memuliakan aku di atas Bani Hasyim…Jadi, akulah yang terbaik di atas yang terbaik.” [H.R. Muslim]
Penjelasan:
Kata kufu’ artinya sepadan atau setara. Dalam pengertian adat-istiadat, kufu’ ialah kedudukan setara antara calon suami dengan calon istri, baik dalam urusan agama, keturunan, nasab, maupun kedudukan sosial dan ekonomi. Bila calon pasangan dalam hal-hal tersebut setara, maka mereka disebut kufu’.
6.    Istri Shalihah Penyejuk Hati
Istri ideal juga harus bisa menjadi penenang bagi keluarganya, menjadi air yang menyegarkan ketika panas menyengat, menjadi tempat diskusi yang menyenangkan bagi suami dan anak-anak, juga menjadi tempat mengadunya mereka ketika mereka mendapatkan masalah diluar rumah. Oleh sebab itu sang istri sholehah haruslah kuat dan tegar.
7.    Slalu berniat untuk Ibadah
Seorang istri yang baik akan berusaha untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Walaupun terkadang timbul perasaan malas atau berat untuk melaksanakan sesuatu yang menjadi kewajibannya, tetapi hendaknya diingat bahwa keridhaan suami lebih diutamakan diatas perasaannya. Lihatlah apa yang dikatakan  Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam ketika Aisyah Radhiyallahu ‘anha bertanya:
“Siapa diantara manusia yang paling besar haknya atas (seorang) istri?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam menjawab,  “Suaminya.. “ (HR. Hakim dan Al-Bazzar)
Dengan taat kepada suami dan tentunya dengan menjalankan kewajiban agama lainnya, dapat mengantarkan istri kepada surga-Nya. Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam telah bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan di shahihkan oleh Al-Albani:
“Bila seorang wanita telah mengerjakan shalat lima waktu dan berpuasa pada bulan Ramadhan dan memelihara kemaluannya serta taat kepada suaminya, maka kelak dikatakan kepadanya: “masuklah dari pintu surga mana saja yang engkau inginkan.”
Kemudian hendaklah istri mengingat akan besarnya hak suami atas dirinya, sampai-sampai seandainya dibolehkan sujud kepada selain Allah maka istri diperintahkan untuk sujud kepada suaminya. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam:
“Andaikan saja dibolehkan seseorang bersujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya.” (HR. Tirmidzi: Hasan Shahih)
8. Memboleh kan Suaminya Poligami
dengan Syarat, istri itu sudah tidak sanggup menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri, ataupun sang istri tidak bisa memberi keturunan kepada suami.

Syarat menjadi Suami dan Istri Soleha

Suami Soleh

  1. Suami yang taat dalam melaksanakan perintah serta meninggalkan larangan Allah dan RasulNya dan dapat pula membimbing isterinya
  2. Suami yang mampu memberikan nafkah sama ada zahir ataupun batin
  3. Suami yang sedia memberikan nasihat, bimbingan , dorongan , didikan dan ajaran dalam melaksanakan tugas serta tanggungjawab rumah tangga dan juga terhadap Allah S.W.T.
  4. Suami yang bijak dalam menyelesaikan permasalahan isteri yang timbul bersama tetangga atau sebagainya.
  5. Suami yang dapat memberikan perhatian dalaam hal keselamatan, kebajikan dan kesehatannya.
  6. Suami yang dapat menyediakan tempat tinggal, pakaian dan makanan yang sempurna sesuai kemampuannya
  7. Suami yang penyabar dan tidak mengggunakan kekerasan dalam menyelesaikan sesuatu masalah atau untuk mendapatkan sesuatu.
  8. Suami yang tidak cemburu buta tanpa asas terhadap isterinya yang mana boleh merusak keutuhan rumah tangga mereka.
  9. Sentiasa memberikan kasih sayang, dan pergaulan yang baik terhadap isterinya.
  10. Suami yang sentiasa menjaga rahasia isterinya dan tidak diberitahukan kepada orang lain.
  11. Suami yang ikhlas dan jujur serta dapat menepati janji terhadap isteri dan anak-anak.
  12. Suami yang menjauhkan diri dari perbuatan maksiat seeprti meminum minuman keras, berjudi, berzina, menipu, mencuri dan sebagainya.
  13. Suami yang dapat memberikan penjagaan dan perhatian yang baik terhadap isterinya. Penjagaan ini meliputi semua hal termasuk kehormatannya.
  14. Suami yang bijak memahami perasaan dan hati isteri dengan perbuatan atau perkataan, jangan biarkan dirinya dalam keadaaan bersedih.
  15. Suami yang sentiasa mengutamakan kebersihan diri, zahir dan batin.
  16. Suami yang menahan dirinya dari bergaul secara bebas dengan wanita lain.
  17. Suami yang dapat menyelidiki secara cermat dan teliti segala hal yang disampaikan oleh orang lain yang berkaitan dengan isterinya.
  18. Suami yang bijak dalam memimpin rumah tangganya dan melaksanakan tugas dengan penuh amanah serta bertanggungjawab.

Istri Solehah
Tidak banyak syarat yang dikenakan oleh Islam untuk seseorang wanita untuk menerima gelar solehah, dan seterusnya menerima pahala syurga yang penuh kenikmatan dari Allah Subhanahuwata’ala

Mereka hanya perlu memenuhi 2 syarat saja yaitu :
1. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya
2. Taat kepada suami

Berikut ini antara lain perincian dari dua syarat di atas:

1. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya

Bagaimana yang dikatakan taat kepada Allah?
  • Mencintai Allah s.w.t. dan Rasulullah s.a.w. melebihi dari segala-galanya.
  • Wajib menutup aurat
  • Tidak berhias dan berperangai seperti wanita jahiliah
  • Tidak bermusafir atau bersama dengan lelaki dewasa kecuali ada bersamanya mahrom
  • Sering membantu lelaki dalam perkara kebenaran, kebajikan dan taqwa
  • Berbuat baik kepada ibu & bapa
  • Sentiasa bersedekah baik dalam keadaan susah ataupun senang
  • Tidak berkhalwat dengan lelaki dewasa
  • Bersikap baik terhadap tetangga


2. Taat kepada suami
  • Memelihara kewajipan terhadap suami
  • Sentiasa menyenangkan suami
  • Menjaga kehormatan diri dan harta suaminya selama suami tiada di rumah.
  • Tidak cemberut di hadapan suami.
  • Tidak menolak ajakan suami untuk tidur
  • Tidak keluar tanpa izin suami.
  • Tidak meninggikan suara melebihi suara suami
  • Tidak membantah suaminya dalam kebenaran
  • Tidak menerima tamu yang dibenci suaminya.
  • Sentiasa memelihara diri, kebersihan fisik & kecantikannya serta rumah tangga

Senin, 06 Juni 2011

10 The Famous fotografer in the world

10 Fotografer terkenal didunia / The Famous fotografer in the world



Description 
01. Girl Afghanistan [1984]
Fotografer: Steve McCurry


Dan tentu saja gadis afghan, gambar ditembak oleh fotografer National Geographic Steve McCurry. Sorbet Gula adalah salah satu siswa di sebuah sekolah informal di dalam kamp pengungsi; McCurry, jarang diberi kesempatan untuk foto wanita Afghan, menangkap peluang dan ditangkap citranya. Dia sekitar 12 tahun pada saat itu. La berhasil di sampul National Geographic tahun depan, dan identitasnya ditemukan pada tahun 1992.

02. Omayra Sánchez [1985]
Fotografer: Frank Fournier


Omayra Sánchez adalah salah satu dari 25.000 korban Nevado del Ruiz (Colombia) gunung berapi yang meletus pada tanggal 14 November 1985. 13-tahun telah terperangkap dalam air dan beton selama 3 hari. Foto itu diambil tidak lama sebelum dia meninggal dan menimbulkan kontroversi karena pekerjaan fotografer dan kelambanan pemerintah Kolombia di tengah-tengah tragedi itu, ketika diterbitkan di seluruh dunia setelah kematian gadis itu.

03. Potret Winston Churchill [1941]
Foto dari: Yousuf Karsh


Foto ini diambil oleh Yousuf Karsh, seorang fotografer Kanada, saat Winston Churchill datang ke Ottawa. Potret Churchill membawa ketenaran Karsh internasional. Hal ini diklaim sebagai yang paling direproduksi dalam sejarah fotografi potret. Hal ini juga muncul di sampul majalah Life.

04. Nasib pengungsi Kosovo [1999]
Fotografer: Guzy Carol


oto ini merupakan bagian dari entri Pulitzer The Washington Post pemenang Hadiah (2000) menunjukkan bagaimana seorang pengungsi Kosovo Agim Shala, 2, adalah melewati sebuah pagar kawat berduri ke tangan kakek di sebuah kamp yang dijalankan oleh Uni Emirat Arab di Kukës, Albania . Para anggota keluarga Shala dipertemukan di sini setelah melarikan diri dari konflik di Kosovo.

05. Stricken anak merangkak menuju kamp makanan [1994]
Fotografer: Kevin Carter


Foto itu adalah "Pulitzer Prize" pemenang foto diambil pada tahun 1994 selama Kelaparan Sudan.
gambar melukiskan seorang anak yg terserang penyakit sedang merangkak menuju sebuah kamp makanan , terletak kilometer jauhnya.
burung bangkai sedang menunggu waktu kematian anak itu sehingga ia bisa memakannya. Foto ini mengejutkan seluruh dunia. Tak seorang pun tahu apa yang terjadi kepada anak itu, termasuk fotografer Kevin Carter yang meninggalkan tempat itu begitu foto diambil. 
Tiga bulan kemudian dia bunuh diri karena depresi.



06. Air mancur Segregated [1950]
Fotografer: Erwitt Elliott, Foto Magnum



Gambar dari keran air terpisah di North Carolina diambil oleh Elliott Erwitt.



07. Burning Monk - The [pengorbanan diri 1963]
Fotografer: Malcolm Browne



11 Juni 1963, Thich Quang Duc, seorang pendeta Buddha dari Vietnam, membakar diri sampai mati di perempatan jalan yang ramai di pusat kota Saigon untuk membawa perhatian pada kebijakan represif rezim Diem yang dikendalikan pemerintah Vietnam Selatan pada saat itu. rahib Buddha meminta rezim untuk mencabut larangan terbang bendera Buddhis tradisional, untuk memberikan Buddhisme hak yang sama, untuk menghentikan menahan Buddha dan memberikan rahib dan biarawati hak untuk praktek dan menyebarkan agama mereka.
Sementara pembakaran Thich Quang Duc tidak pernah pindah otot.

08. Malcolm [~ 2000]  / 
Fotografer: Charles O'Rear











Malcolm adalah nama sebuah foto landscape di Napa County, California, Sonoma Valley timur. Ini memiliki hamparan perbukitan hijau dan langit biru dengan stratocumulus dan awan cirrus. Foto ini digunakan sebagai wallpaper default untuk tema "" Luna pada Windows XP.
Foto ini diambil oleh fotografer profesional Charles O'Rear, penduduk St Helena di Napa County, untuk HighTurn perusahaan digital-desain. O'Rear juga telah mengambil foto-foto dari Napa Valley untuk Mei 1979 National Geographic Magazine Artikel Napa, Valley of the Vine.
foto O'Rear menginspirasikan Windows XP US $ 200 juta kampanye iklan Ya Anda bisa.

09. Blus wanita berlengan dan berkelepai Api Segitiga [1911]
Fotografer: International Ladies Garmet pekerja Uni


Gambar mayat-mayat di Segitiga blus wanita berlengan dan berkelepai Perusahaan. Peraturan Perusahaan adalah untuk menjaga pintu-pintu tertutup ke pabrik sehingga pekerja (kebanyakan wanita imigran) tidak bisa meninggalkan atau mencuri. Ketika api dinyalakan, bencana melanda. 146 orang meninggal hari itu.

10.
Akhirnya, sebuah pertanyaan untuk Anda ... ... ... ... .. Siapa orang terkenal ini?


Senin, 09 Mei 2011

The Marriage Holy Prophet Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam Is Not For The World But To The Hereafter

The Marriage Holy Prophet Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam Is Not For The World But To The Hereafter

Posted: 21 Maret 2011 by Tausiyah In Tilawatun Islamiyah in Islamic Lecture
Tag:, , , , ,
http://tausyah.wordpress.com/Islam-3d
Nama ALLAH
When the Holy Prophet passed away, he left nine wives behind. This  has become  a  main  target  of  the Christian  and  Jewish writers. They say that plurality of marriage (polygamy) in itself points to avidity and to yielding to lust and desire, and the Prophet was not content with four wives which had been allowed to his Ummah but exceeded even that limit and married nine women.
It is necessary to point out that this is not such a simple matter to be dismissed in a sentence that he was inordinately fond of women, so much so that he married nine wives. The fact is that he had married each one of his wives for some particular reason due to particular circumstances.
His first marriage was with Khadijah. He lived with her alone for twenty-five years. It was the prime time of his youth and constitutes two-thirds of his married life. We have written about her on the preceding pages.
Then  he  married Sawdah  bint  Zam’ah  whose  husband  had expired during the second migration to Abyssinia. Sawdah was a believing lady who had migrated on account of her faith. Her father and brother were among the most bitter enemies of Islam. If she were left to return to them, they would have tortured and tormented her, as they were doing with other believing men and women, oppressing and killing them, forcing them to renounce their faith.
At the same time, he married ‘Ayishah bint Abu Bakr, who was then a six-year old child. She came to the Prophet’s house some time after the migration to Medina. Then he emigrated to Medina and began spreading the word of Allah. There after, he married eight women, all of them widows or divorcees, all old or middle-aged. This continued for about eight years. It was only then that he was prohibited by the Almighty from marrying any woman besides those whom he had already married. Obviously, these happenings cannot be explained by his love for women because both his early life and the later period contradict such an assumption.
Just look at a man with a passion for women who is infatuated with a carnal desire, enamored by female companionship, with a sensual lust for them. You will find him attracted to their adornment, spending his time in pursuit of beauty, infatuated with coquetry and flirtation and craving for youth, tender age, and fresh complexion. But these peculiarities are conspicuously absent in the Prophet’s life. He married widows after having married a virgin, old-aged ladies after having married young girls. Then he offered his wives a choice to give them a good provision and allow them to depart gracefully, i.e. divorce them if they desired this world and its adornment. Alternatively, they should renounce the world and abstain from adornments and embellishments if they desired Allah and His Prophet and the latter abode. Look at this verse of the Qur’an:
O Proph et ! Say t o y ou r w iv es:  I f y ou desir e t h is w or ld’ s lif e an d it s or n at u r e t h en com e, l w ill giv e y ou a pr ov ision an d allow y ou t o  depar t  a  gr acef u l  depar t u r e.  An d if y ou  desir e Allah  an d  His Messen ger an d t h e lat t er abode, t h en su r ely Allah h as pr epar ed f or   t h e   doer s  of   good   f r om   am on g   y ou   a   , m igh t y   r ew ar d. (Qur’an, 33:28-29)
Is this the attitude of a man infatuated with lust and desire?! The fact is that we will have to look for reasons other than lust and avidity for his plurality of wives:
· He had married many of them  in order to give them protection and safeguard their dignity.
· It was hoped that the Muslims would follow his example and provide protection to aged women, widows and their orphaned children.
Sawdah bint Zam’ah’s marriage comes into this category. Zainab bint Khuzaymah’s husband, ‘Abdullah ibn Jahsh (a cousin of the Prophet), was martyred during the battle of Uhud (as stated above). This was the second time she became a widow. She was one of the most generous ladies even in the era of ignorance, so much so that she was called “Mother of the poor”. Now she was facing hard times. The Prophet, by marrying her, preserved her prestige and dignity. She passed away in the life-time of the Prophet. Year of marriage: 3 A.H.
Ummu Salamah, whose actual name was Hind, was married to
‘Abdullah Abu Salamah (another cousin of the Prophet who was also his foster brother). Abu Salamah  and  his wife were among the first to migrate to Abyssinia. She had renounced worldly pleasures and was highly distinguished for her piety and wisdom. When her husband died, she was very advanced in age and had many orphaned children. That is why the Prophet married her. Year of marriage 4 A.H.
Hafsah bint ‘Umar ibn al-Khattab was married to him after her husband Khunays ibn Hudhayfah was martyred during the battle of Badr, leaving her a widow. Year of marriage 4 A.H.
· To set free the slaves: His marriage with Juwayriyyah, i.e. Barrah daughter of al-Harith (chief of Banu al-Mustaliq) was performed in 5 A.H. after the battle of Banu al-Mustaliq. The Muslims had arrested two hundred of their families. Juwayriyyah was a widow, and the Prophet married her after emancipating her.  The  Muslims  said:  These  are  now  the  relatives  of  the
Messenger of Allah by marriage; they should not be held captive. So they freed all of them. Impressed by this nobility, the whole tribe of Banu al-Mustaliq entered into the fold of Islam. It was a very large tribe, and this generosity of the Muslims as well as the conversion of that tribe had a great impact throughout Arabia.
· To forge friendly relations: Some marriages were entered into in the hope of establishing friendly relationships with some tribes in order to blunt their enmity towards Islam.
Ummu  Habibah,  i.e.  Ramlah  daughter  of  Abu  Sufyan,  was married to ‘Ubaydullah ibn Jahsh and had emigrated with them to Abyssinia in the second migration. While there, ‘Ubaydullah was converted to Christianity, but she remained steadfastly on Islam and separated from him. Her father, Abu Sufyan, was in those days raising one army after another in order to annihilate the Muslims. The Prophet married her and afforded protection to her although the hope of any change in Abu Sufyan’s attitude did not materialize.
Safiyyah was the daughter of Huyaiy ibn Akhtab, (Jewish) chief of Banu an-Nadhir Her husband was killed in the battle of Khaybar, and her father sided with Banu Qurayzah. She was among  the  captives  of  Khaybar.  The  Prophet  chose  her  for himself and married her after emancipating her in 7 A.H. This marriage protected her from humiliation and established a link with the Jews.
To establish and implement important laws: The case of Zainab bint Jahsh is its only example. She was a cousin of the Prophet (daughter of his paternal aunt, and sister of ‘Abdullah ibn Jahsh, the first husband of Zainab bint Khuzaymah). She was a widow. Islam had annulled class differences and declared that a family’s tribe, wealth, or social status are not the criteria of distinction.
Every Muslim is equal. While announcing it, the Prophet, in the same  sitting,  gave  his  three  relative  ladies  in  marriage  to persons  of  “low”  birth  or  status.  It  was  done  in  order  to practically demonstrate the Islamic equality, which up to that moment, was only a theoretical p nciple. Among them, Zainab bint Jahsh was given in marriage to Zayd ibn Harithah, an Arab slave whom the Prophet had freed and adopted as son. People called him Zayd ibn Muhammad. This marriage soon turned sour. Zainab  could  not  overlook  that  she was  a grand daughter  of ‘Abdul•Muttalib, and that Zayd was an ex-slave. No matter how much  the  Prophet  advised  them,  she  did  not  change  her behavior, so finally Zayd divorced her.
In the midst of the continuing social reforms, the Qur’an had declared that adoption was not recognized in Islam, that the sons should be affiliated to their actual fathers. Allah says:
Allah has  not made for any  man  two  hearts in his breast, nor has He m ade y ou r w iv es w h om  y ou declar e ( t o be y ou r m ot h er s) as y ou r ( r eal)  m ot h er s, n or  h as He m ade t h ose w h om  y ou call ( as y ou r  son s)  y ou r  ( r eal)  son s.  Th ese  ar e  ( m er e)  w or ds of your m ou t h s,  an d  Allah  speak s  t h e  t r u t h  an d  He  gu ides  u n t o  t h e ( r igh t )  w ay . Call t h em  af t er  t h eir  f at h er s;  t h is is m or e j u st  w it h Allah ,  bu t if y ou  k n ow  n ot  t h eir  f at h er s,  t h en  t h ey  ar e  y ou r brethren in faith  and  your  friends. (Qur’an, 33:4-5)
After this admonition, people started calling him “Zayd ibn Harithah”. But there was a need to put this new system in effect in such a way as to leave no room for doubt or ambiguity. Allah, therefore, ordered the Prophet to marry Zainab bint Jahsh, the divorcee of Zayd ibn Harithah. The Qur’an explains:
. . . .  Bu t  w h en  Z ay d  h ad  con clu ded  h is  con cer n  w it h  h er  ( i. e. divorced her)  We joined her in wedlock as your  wife  so that  there
sh ou ld be n o dif f icu lt y f or  t h e believ er s con cer n in g t h e w iv es of their  adopted sons  when they  have  concluded their  concerns with t h em ,  an d  t h e  com m an d  of Allah  sh all  be  car r ied  ou t . (Qur’an, 33:37)
In this manner, both marriages of Zainab hint Jahsh served to enforce two very important social ethics. Some non-Muslim writers have claimed that the Prophet had fallen in love with Zainab’s beauty and that this was why Zayd divorced her. Such writers are blind to the fact that Zainab at that time was in her fifties. Why did not Muhamaad fall in love with her when she was still a maiden and he himself was young? Consider this question especially in view of the fact that Zainab was a close relative of the Prophet, and that there was no system of hijab at that time, and,  in  any  case,  relatives  usually  know  about  each  other’s beauty or ugliness.
One of his wives was Maymunah whose name was Barrah bint al- Harith al-Hilaliyyah. When her second husband died in the 7th year of Hijrah, she came to the Prophet and “gifted” herself to him if he would accept her. She only desired the honor of being called the wife of the Prophet. The Prophet waited for the divine guidance in her regard. Permission was granted to him from his Lord as we read in verse 33:50 of  the Holy Qur’an which says:
O  Pr oph et !   Cer t ain ly   w e   h av e   m ade   law f u l   u n t o   y ou   . . .   a believ in g  w om an  if  sh e gifts h er self  u n t o  t h e  Pr oph et ;  if  t h e Pr oph et   desir es  t o  m ar r y   h er ,   ( it   is)   especially   f or   t h ee  ( O Pr oph et ! )   r cj h er  t h an  f or  t h e  r est   of  t h e  believ er s. (Qur’an, 33:50)
Thus do we see that each of these  marriages had some solid reasons behind it; passion and lust were not among them.

thx to tausiyah 

Sebuah wajah

Mata merupakan salah satu anugerah yg paling sempurna di kreasi oleh sang Maha Pencipta, dengan mata, segala keindahan pun dapat terlihat..... semisal....

                                                                        Amoy









dan yang paling penting untuk diingat bahwa dengan mensyukuri apa yg kita miliki sekarang, maka akan bertambah pula keindahan itu dalam hidup kita.......
neh adalagi org yg terobsesi dengan keindahan........wkwkwkwkwkwkwkwkw


neh lagi stress kali ya....???? hahahahahahahahahhaaha
trus adalagi neh.... bini koe yg jago ngegaya depan kamera, (orgx sadar kamera, liat lensa ngadep dia aja lgsg eksyen hahahahaha)

nah loh......




kalo dari keindahan alam seh juga adalah, jgn ente kira aku ga bisa motret alam ya.......
neh adalagi neh.... pabrik PKT di mlm hari neh...


trus di Bontang Kuala jg ada pake SS....

nah SS lagi neh.....
di areal Lhok 21
Sunset at Lhok 21 Harbor
Refleksi alam....


Terjun Payung......

Tag boat at kwb's harbor ....

neh Masjid Agung Al Hijrah di malem hari.....
Roti bakaaaaarrrrr........
Fire Fighter

dan masih banyak keindahan lainnya, tapi ada juga yg ga boleh di upload, ntar kasus lagi deh.......
oh ya neh ada foto temen-temen yg lagi srius, lebay, gregetan n buanyak banget kalo lagi moto......

Danau PKT

RIM (Republik Isomoto Management) Studio

RIM Studio

nah Ane mo jelasin kalo kami tuh punya management namax RIM (Republik Isomoto Management) bukan RIM punya BB loh.... kalo di RIM kite neh kebeneran membidangi :
1. Modeling
2. Acting ( nah tuk ini biasanya RIM kerja sama dengan rumah produksi di Jakarta, Biro Iklan, dan Video Klip) dah lumayan banyak loh anak-anak RIM
3. Publik Speaking
4. Make up artis
dan lain-lain

nah kalo mo gabung datang aja ke istana RIM di Jl. Imam Bonjol no. 10 Bontang.....